Senin, 14 Desember 2009

KONSEP RANGKAIAN MAGNET

Arus listrik (i) yang dialirkan melalui penghantar yang dibelitkan pada inti besi yang berbentuk cincin toroidal akan menghasilkan medan magnet yang sebanding dengan jumlah lilitan (N) dikalikan dengan besaran arus listrik (i). Ampere-turn Ni ini dikenal sebagai gaya gerak magnet (ggm). Gaya gerak maknet adalah perbedaan potensial magnet yang cenderung menggerakkan fluks disekitar cincin toroidal. Gerak fluks disekitar cincin selain ditentukan oleh besaran ggm juga merupakan fungsi dari tahanan inti besi yang membawa fluks terebut. Tahanan inti besi tersebut disebut reluktansi R dari rangkaian magnet.
Seperti juga tahanan dalam rangkaian listrik, reluktansi berbanding lurus dengan panjang (l) berbanding terbalik dengan penampang luas bidang (A) dan bergantung pda bahan magnetic rangkaian magnet tersebut, dimana besaran l dalam meter dan A dalam meter persegi:


INTENSITAS MEDAN MAGNET – HUKUM AMPERE
Hukum ampere bersama dengan beberapa persamaaan lain membentuk persamaan Maxwell yang menyatakan bahwa integral keliling kuat medan magnet berbanding lurus dengan besar arus listrik yang terkurung oleh integral keliling itu.


Dimana dA = unsur luas
Dalam proses konversi energy yang menyangkut mesin dengan elemen bergerak (berputar) seperti transduser atau motor pada inti besinya akan terdapat celah udara. Melalui celah udara dapat berlangsung proses konversi dari energy listrik ke energy mekanik atau sebaliknya.
Untuk inti yang bercelah udara berlaku hubungan
g
g


Dimana Ni adalah gaya gerak magnet dan koefisien reluctance R.
karena
dan

maka
+ ) =

Oleh karenapada umumnya µc >> µo, maka sebagian besar rangkaian magnet hanya dipengaruhi oleh reluktansi celah udara (Rg). Denga demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ggm terkonsentrasi pada celah udara yang merupakan potensi energy untuk proses konversi.

Zuhal, DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK dan ELEKTRONIKA DAYA, GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA,JAKARTA,1993.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar